Selasa, 25 Agustus 2009

Pemateri: M. Ridwan
Moderator: Azhar
Tema : Motivasi diri
Tempat/waktu: kantin tekhnik kimia/06 Agustus 2009

Motivasi berasal dari bahasa inggris “motivation” yang dalam bahasa melayu juga disebut dengan motif, yang artinya adalah tujuan. Banyak pendapat yang menjelaskan pengertian motivasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kartyini Kartono motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk melaksankana sesuatu.
- Michel (dalam Winardi,2002) motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebapkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang di arahkan kepada tujuan tertentu.
Selain beberapa pendapat tersebut masih banyak pendapat tentang motivasi yang secara umum disimpulkan sebagai suatu yang menggerak dan mengarahkan terhadap tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negative atau positif.
Motivasi ditemukan pada setiap individu tidaklah sama, oleh sebap itu, perlu pemahaman tentang pengertian dan hakikat motivasi serta tekhnik menciptakan suatu suasana sehingga menimbulkan motivasi bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang mereka kehendaki oleh individu tersebut maupun organisasi tertentu.
Namun demikian faktor timbulnya motivasi umumnya sama pada setiap individu/ kelompok-kelompok tertentu, yakni dapat dibedakan menjadi factor internal dan eksternal. Factor internal adalah suatu factor yang menyebapkan timbulnya motivasi akibat pengaruh positif dari dalam diri seseorang, biasanya motivasi yang berasal dari dalam diri dapat menjadi sebuah pendorong yang begitu besar, hal ini di akibatkan motivasi tersebut tertanam didalam diri seseorang tersebut. Sedang factor eksternal merupakan sumber motivasi yang berasal dari luar baik berupa lingkungan, teman, dosen, dan semua bentuk materi yang dapat dirasakan indra kita yang dapat menjadi motivator.
Pada kenyataannya baynak orang yang mengeluh disaat mereka mendapat suatu masslah mereka mengeluh, emosi meledak, samapai-samapi menyalahkan orang lain. Orang-orang seperti ini umumnya tidak akan mendapat solusi dari permasalahannya. Seharusnya, saat suatu permasalahan “ yang lebih baik apabila disebut sebagai tantangan” menimpa, kita hanya perlu fokuskan fikiran kepada hal-hal pisitif yang dapat membesarkan jiwa sehingga kita dapat melihat permasalahan tersebut dari luar kotak permasalahan untuk menemukan solusinya.
Dalam islam banyak hal yang dapat dilakukan agar motivasi tersebut dapat dimunculkan, pertama dengan menyebut kebesaran Allah sperti yang disebutkan dalam hadist riwayat ibnu abbas ra ”bahwa Nabi SAW. Ketika tertimpa kesusahan, beliau berdo’a: “ tiada tuhan selain Allah yang maha agung lagi maha penyantun, tiada tuhan selain Allah yang memiliki Arsy nan Agung, tiada tuhan selain Allah tuhan segenap lanit, tuhan bumi serta tuhan Arsy Mulia”. (shahih Muslim:4909).
Disaat mengingat kebesaran Allah, maka sebesar apapun masalah pasti kecil dihadapan Allah SWT. Hal ini akan membesarkan jiwa kita. Maka kita akan berfikir besar dan tindakan pun akan akan mampu untuk mengatasi segala kesulitan. Kedua, berdo’alah pada sepertiga malam, seperti pada hadist berikut ”Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah ‘Azza wajalla turun kelangit bumi dan berpirman: adakah orang yang berdo’a kepadaku akan Kukabulkan? Adakah yang beristigfar kepada-ku akan Ku ampuni dosa-dosanya? adakah orang yang memohon rezeki kepada ku akan Kuberinya rezeki? adakah orang yang memohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akakan kuatasi kesulitannya “ yang demikian ini berlaku sampai waktu fajar. (HR. Ahmad). Setelah selalu mengingat kebesaran Allah, dilanjutkan dengan panjatan do’a maka Insya Allah kesulitan kita akan segera sirna.


Ketiga, menolong orang yang dalam kesempitan. Dalam Hadist Riwayat Ahmad “ barang siapa ingin agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah ia menolong orang yang dalam kesempitan”. Nyatanya sering kita berkata”bagaimana mau menolomg orang, kita sendiri perlu ditolong?” justru, dengan menolongh orang lain kita akan mendapat pertolongan dari Allah.
Sesi diskusi
- Nurkhalis Majdi “ saya terkadang telah termotivasi oleh sesuatu hingga semangat untuk belajar dan mengerjakan sesuatu menggebu-gebu sungguh luarbiasa, tetapi itu tidak bertahan lama dan hanya seketika saat itu saja, setelah pulang kerumah… setelah lama dari saat termotivasi saya menjadi lupa, dan semangat pun jadi hilang. Kira-kira ini bagai mana?”
“ biasanya motivasi yang seperti itu berasal dari luar (eksternal) dan kebanyakan tidak tertanam didalam diri kita, sehingga kita tidak terlalu menghiraukannya, oleh sebap itu kita sering lupa seiring dengan aktifitas keseharian kita, walaupun begitu kita masih bisa berbuat agar motivasi itu masih dapat ter Upgrad dalam diri kita. Diantaranya yang dapat kitalakukan adalah dengan mendengarkan kata-kata hati kecil kita yang selu berkata benar, dan hilangkan kecendrungan untuk melawan perkataan hati tersebut karena biasanya kita cendrung menolak apa yang dikatakan dalam hati, sehingga sering terlupakan. Selanjutnya jika kita termotivasi untuk mencapai sesuatu, sering-seringlah mendiskusikannya dengan siapa saja, agar selalu teringat”. (Ridwan&Tarmizi)
- Muhdi, seperti yang disampaikan oleh suadara pemateri sebelumnya bahwa dalam islam banyak hal yang dapat dilakukan agar motivasi tersebut dapat dimunculkan, yang salah satunnya adalah dengan berdo’a disepertiga malam, walaupun dalam Al-Qur’an telah disebutkan bahwa Allah menjamin akan mengabulkan permohonan setiap hambanya yang memohon pada saat trsebut, namun hal tersebut tidaklah semudah yang kita pikirkan, karena terkadang shalat yang wajib saja sering ketinggalan.
Melalui porum ini saya ingin mendapatkan sebuah solusi yang dapat membuat kita khususnya saya pribadi agar dapat konsisten dalam melaksanakan shalat tersebut dan ada nggak yang dapat kita lakukan agar shalat dapat menjadi kebutuhan, yang pada gilirannya dengan shalat kita akan selalu termotivasi.

Henri” untuk menjadikan agar kita selalu konsisten dalam melaksanakan shalaat menurut hematkami jadikanlah shalat itu sebagai kebutuhan, nah kini kita ingin menjadikan shalat itu sebagai kebutuhan tetapi shalat kita sendiri linglung, nggak jelas, sering ketinggalan, solusinya menurutkami pelajari dulu shalat itu ”kan katanya tidak kenal makanya tidak sayang” begitu halnya dengan shalat.
Selain itu coba responlah terhadap kata hati, sebagai contoh saat mendengar azan dalam hati kita pasti adabisikan yang memerintahkan kita untuk shalat, namun kita cendrung tidak menghiraukannya, hal ini sangat berbahaya karna apabila terlalu sering tidak dihiraukan dapat membuat hati kita tertutup untuk bur buat kebajikan (shalat)”.
Azhar” menurut saya kita perlu menjadikan shalat tersbut sebagai suatu kebiasaan, yang secara otomatis jika kita meninggalkannya kita akan merasa bahwa ada sesuatu yang terbeban dalam diri kita, kemudian sama halnya seperti yang disebutkan saudara henri kita harus mendengarkan kata hatikita, karna itu sudah pasti ada pada setiap diri muslim yang baik.
M Asyik,” seperti yang disebutkan sebelumnya untuk dapat konsisten dan menjadikan shalat sebagai kebutuhan kita jangan menjadikan shalat subagai suatu yang membuat kita merasa terbeban jika melakukannya, jadikanlah sebagai hal yang biasa untuk selalu kita lakukan. Saya juga setuju dengan apa yang disebutkkan saudara Tarmizi, Ridwan, khalis, dan jali bahwa sanya untuk kita dapat menjadikan shalat tersebut menjadi sebuah kebutuhan, sebagai langkah awal yang dapat kita lakukan adalah dengan berusaha tetap shalat tepat waktu yakni tepat setelah azan berkumandang, dan usahakan selalu bangun pagi-pagi untuk shalat subuh, usahakan juga untuk selalu berjama’ah. Dengan demikian apabila shalat kita telah menjadi suatu kebutuhan dalam setiap diri kita Isya Allah kita akan selalu bisa mendapatkan motivasi untuk hidup yang terus lebih baik.










Tidak ada komentar: